BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar Media mempunyai peranan yang cukup penting dalam proses belajar mengajar, seperti yang diungkapkan oleh Sadiman, dkk (2002), bahwa media pendidikan secara umum mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, (3) dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik.
Berbagai upaya yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan antara lain dengan peningkatan kualitas proses dan hasil belajar di setiap jenjang dan tingkat pendidikan. Hal ini perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya manusia Indonesia yang dapat menunjang pembangunan nasional. Upaya-upaya tersebut menjadi tanggung jawab semua tenaga kependidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penggunaan media belajar.
Selama ini pembelajaran kimia yang berlangsung di kelas masih didominasi oleh guru, sementara siswa cenderung pasif. Guru hanya mengajarkan konsep dan teori yang kadang susah dijangkau oleh pemikiran siswa. Pembelajaran masih berlangsung secara konvensional di mana guru berceramah di depan kelas, sedangkan siswa pasif mendengarkan. Selain itu, penya-jian materi pelajaran kurang menarik dan aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat kurang. Untuk latihan soal, guru hanya menyuruh siswa mengerjakan LKS. Hal inilah yang menyebabkan minat siswa untuk mengerjakan soal sangat rendah, terlihat dari adanya beberapa siswa yang menyontek pekerjaan temannya untuk sekedar memenuhi tugas mengerjakan LKS. Keadaan seperti ini harus diubah terutama dalam hal penya-jian dan pendekatan yang menarik dan mampu mengajak siswa belajar aktif.
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar”. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagaimana Hakikat Media Pembelajaran ?
2. Apa pengertian Hasil Pembelajaran ?
3. Bagaimana pembelajaran berbasis CET ?
4. Bagaimana pengaruh penggunaan sirkuit cerdik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi pokok larutan asam basa.
C. Tujuan
Tujuan utama penulisan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh dan besarnya pengaruh penggunaan sirkuit cerdik terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi pokok larutan asam basa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Media Pembelajaran
Media belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar. Alat bantu dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru via kata-kata atau kalimat. Media mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran memiliki pengertian sebagai alat bantu dalam proses belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Heinich (1982) dalam Arsyad (2004), mengatakan, bahwa media pembelajaran adalah alat perantara yang mengantarkan informasi untuk tujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) yang dikutip oleh Arsyad (2004: 15), mengemukakan, bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena :
a. obyek terlalu besar
b. obyek terlalu kecil
c. obyek yang bergerak terlalu lambat
d. obyek yang bergerak terlalu cepat
e. obyek yang terlalu kompleks
f. obyek yang bunyinya terlalu halus
g. obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh siswa sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Belajar dengan kesan yang bermuatan kebahagiaan dan kesenangan akan sangat mudah diingat. Dalam pembelajaran dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang memberikan muatan kebahagiaan dan kesenangan. Salah satu yang membuat rasa senang dalam belajar bagi siswa adalah ketika siswa mampu memahami pelajarannya dengan sempurna, dapat menyelesaikan soal-soal dengan tepat, mempunyai kesempatan lebih untuk berekspresi menggunakan seluruh potensi, pelajaran memuaskan, menantang, aman, dan mendapatkan kesempatan untuk membuat keputusan. Untuk mencapai kesenangan dalam belajar, maka dibutuhkan media yang membantu menciptakan suasana tersebut.
C. CHEMO-EDUTAINMEN
Media Chemo-edutainment (CET) adalah media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga dapat memotivasi dan membuat siswa tertarik untuk mempelajari kimia (Supartono, 2006). Dengan CET, kimia menjadi suatu mata pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari.
Media CET merupakan salah satu pendekatan pembelajaran kimia yang mana di dalamnya dimasukkan unsur-unsur yang bersifat menghibur sehingga dalam belajar kimia siswa merasa senang. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan memasukkan kalimat-kalimat yang agak lucu, satire, ataupun dengan ilustrasi yang lucu tetapi tetap memperhatikan aspek kimia yang sedang dibahas. Dengan penggunaan media komputer dalam pembelajaran CET tersebut dapat dimasukkan unsur musik dan juga animasi-animasi yang akan semakin menarik minat belajar siswa. Timbulnya rasa senang ini akan mendorong siswa untuk belajar kimia secara lebih mendalam (Priatmoko, 2007:3). Pada akhirnya diharapkan hasil belajar yang dicapai oleh siswa lebih meningkat dibanding sebelumnya.
Beberapa penelitian tentang penggunaan media CET dalam pembelajaran, pernah dilakukan oleh Winarti (2009) yang berjudul “Pengaruh Chemopoly Game sebagai Media CET terhadap Hasil Belajar Kimia Larutan Penyangga pada Siswa SMA Negeri 11 Semarang” dan Lestari (2007) yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Software Macrromedia Flash Mx sebagai Media CET pada Pembelajaran dengan Pendekatan CEP terhadap Hasil Belajar Kimia SMA Pokok Materi Sistem Koloid”. Kedua penelitian dari Jurusan Kimia FMIPA UNNES tersebut mampu membuktikan, bahwa penggunaan media CET dalam pembelajaran kimia berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa.
Permainan dapat digunakan sebagai media dalam belajar siswa. Permainan sebagai media bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri dan menciptakan suasana rekreatif bagi siswa, sehingga belajar lebih menarik. Permainan sirkuit cerdik merupakan hasil modifikasi dari permainan monopoli yang sudah familiar bagi siswa. Sirkuit cerdik tersebut merupakan sebuah media permainan yang bernilai edukatif, produktif, dan menyenangkan, sehingga diharapkan dapat memberi manfaat yang lebih dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian jurnal dari S. Priatmoko dkk. Menunjukkan bahwa siswa sangat responsif dengan pembelajaran yang diberikan dengan menggunakan sirkuit cerdik. Melalui permainan sirkuit cerdik menyebabkan suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan santai sehingga diharapkan turut membantu siswa untuk lebih bisa memahami materi yang sedang dipelajari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kumar dan Lightner (2007) menyebutkan hasil analisis pendapat 68 siswa terhadap penggunaan permainan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas menggunakan skala Likert, dengan skala 1 (rendah) sampai skala 5 (tinggi). Hasil analisis melalui 5 pernyataan dalam angket, yaitu:
1. Seberapa banyak yang mereka pelajari dengan rata-rata 3,71
2. Siswa merasa penggunaan permainan membuang-buang waktu dengan rata-rata 2,00
3. Siswa merasa melalui penggunaan permainan, tujuan pembelajaran tercapai dengan rata-rata 3,93
4. Siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan permainan dengan rata-rata 3,95
5. Siswa berharap bahwa penggunaan permainan dapat digunakan untuk guru yang lain dengan rata-rata 3,75.
Berbagai penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan mengangkat topik tentang pembelajaran kimia dengan menggunakan media CET, di antaranya penelitian Winarti (2009) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh media chemopoly game sebagai media CET terhadap hasil belajar kimia SMA pokok materi larutan penyangga. Hasil penelitian Winarti (2009) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media chemopoly game memiliki kontribusi sebesar 37% terhadap hasil belajar kimia siswa. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Narottama (2008) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi media CET berupa game flash terhadap hasil belajar kimia materi
BABIII
SIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah dan penjelasan yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Media pembelajaran memiliki pengertian sebagai alat bantu dalam proses belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Heinich (1982) dalam Arsyad (2004), mengatakan, bahwa media pembelajaran adalah alat perantara yang mengantarkan informasi untuk tujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
2. Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh siswa sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Belajar dengan kesan yang bermuatan kebahagiaan dan kesenangan akan sangat mudah diingat.
3. Media Chemo-edutainment (CET) adalah media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga dapat memotivasi dan membuat siswa tertarik untuk mempelajari kimia (Supartono, 2006). Dengan CET, kimia menjadi suatu mata pelajaran yang menyenangkan untuk dipelajari.
4. pembelajaran dengan memanfaatkan sirkuit cerdik sebagai media Chemo-edutainment (CET) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok larutan asam dan basa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar